Penulis: admin

  • Tucuxi Mobil listrik harapan bangsa

    Tucuxi Harapan Bangsa

    Tucuxi adalah sebuah mobil listrik produksi Indonesia yang masih dalam tahap purwarupa. Desainer mobil ini adalah seorang pengusaha dan pemilik ElektrikCar, LLC, Danet Suryatama, alumnus Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya dan University of Michigan

    Pengembangan

    Awalnya mobil listrik ini merupakan pesanan Menteri Negara BUMN, Dahlan Iskan. Dia memesan mobil tersebut pada Danet Suryatama yang sebenarnya sudah menciptakan mobil konsep tersebut pada tahun 2004 hingga 2008. Begitu mendapat tawaran dari Dahlan Iskan untuk mengembangkan mobil rancangannya itu, Danet langsung menyatakan kesanggupannya. Hasil riset yang telah disempurnakan itu ia boyong pulang kampung.

    Di Indonesia pengerjaan pembuatan bodi mobil ini dipercayakan pada rumah modifikasi “Kupu-kupu Malam Auto Fashion” yang berada di daerah Sleman, Yogyakarta. Kota tersebut dipilih dengan pertimbangan bahwa di sana memiliki banyak tenaga terampil yang dapat mendukung proses produksi. Kendati daerah ini dianggap kurang strategis lantaran tak memiliki pelabuhan laut besar untuk kelancaran transportasi pengiriman barang, pengiriman tetap dapat dilakukan melalui kota Semarang yang berada tidak begitu jauh dari Yogyakarta.

    Desain

    Desain bodi mobil dengan 2 pintu dan 2 tempat duduk ini, yang dapat ditambah 2 lagi jika diperlukan, menyerupai ikan Lumba-lumba air tawar yang memiliki habitat di anak sungai Amazon, sungai Amazon Basin di wilayah Peru, Amerika Selatan. Hal tersebut juga yang menjadi faktor mengapa dinamakan Tucuxi, sesuai dengan nama Lumba-lumba jenis tersebut. Desain bodi seperti yang diterapkan pada mobil Tucuxi ini dikenal juga dengan istilah desain “air mata” 

    Spesifikasi

    Mesin

    Didukung motor listrik berkekuatan 200 kW (268 HP), jika disetarakan dengan mobil berbahan bakar bensin sama dengan 3000cc. Baterai yang dipakai adalah Lithium Iron Phosphate (LiFEPO4) atau Nano Lithium, sistem baterai (tergantung pilihan), Pengisian baterai dengan “pengisian cepat” (bahasa Inggris: fast charging) membutuhkan waktu 3 hingga 5 jam dari baterai kosong, sedangkan untuk alternatif pilihan “pengisian lambat” (bahasa Inggris: slow charging) bisa memakan waktu lebih dari 10 jam. Bila baterai terisi penuh mobil ini mampu menempuh jarak 321 kilometer, tergantung cara mengendarainya. Dengan besar daya baterai yang mencapai 61 kWh dan berjumlah lebih dari 100 baterai, Tucuxi mampu dipacu hingga kecepatan lebih dari 200 km/jam.

    Interior

    Desain interior mobil sport ini, mulai dari warna yang didominasi oleh warna merah, pemilihan jok seperti yang dimiliki mobil Ferrari, dan lain-lain dibuat oleh Ninien Wahyu Lestari, istri dari Danet Suryatama, dan dikerjakan di rumah modifikasi “Kupu-kupu Malam Auto Fashion

    Teknis

    • Lebar: 1.995 mm
    • Tinggi: 1.282 mm
    • Panjang: 4.426,7 mm
    • Jarak sumbu roda: 3.110 mm
    • Jarak bebas ke tanah: 150.9 mm
    • Berat kosong: 1.112,1 kg

    Kontroversi

    Kecelakaan

    Beberapa hari setelah kemunculan perdananya saat dilakukan “uji coba berkendara” (bahasa Inggris: test drive) di halaman Gedung olahraga Gelora Bung Karno oleh Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Dahlan Iskan, pada hari Minggu, tanggal 23 Desember 2012, mobil yang dikatakan sanggup menarik gerbong kereta api tersebut mengalami kecelakaan saat dibawa berkendara oleh sang pemilik, Menteri Negara BUMN, untuk uji coba lanjutan guna menempuh jarak total 1000 kilometer dari Solo menuju Surabaya tanggal 5 Januari 2013. Kecelakaan tersebut terjadi di wilayah Plaosan, Magetan yang merupakan rute pertama uji coba tersebut.

    Rute pertama tersebut rencananya adalah dari Solo menuju Magetan dengan rute yang dipilih adalah Solo – Tawangmangu – Sarangan – Magetan. Saat dibawa berkendara menempuh tanjakan yang cukup ekstrim di wilayah lokasi wisata Tawangmangu, mobil tersebut melahap tanjakan dengan mulus tanpa suatu kendala. Namun setelah memasuki kawasan yang menurun tajam, mulai tercium bau rem yang terbakar. Sang Menteri yang kontroversial itu pun lalu mengambil keputusan untuk berhenti sejenak guna memeriksa keadaan mobilnya.

    Saat perjalanan dilanjutkan, rem mobil ternyata blong dalam kondisi jalan yang masih menurun curam. Mantan Direktur Utama Perusahaan Listrik Negara itu terpaksa menabrakkan Tucuxi ke tebing untuk menghentikan laju kendaraan. Hal tersebut dilakukan untuk menghindari bahaya yang lebih besar karena jika tidak cepat dihentikan, mobil akan meluncur makin kencang tanpa kendali dan dapat membahayakan orang lain. Pemikiran tersebut diambil dia dengan risiko kehilangan nyawanya sendiri.

    Mobil tersebut akhirnya berhenti setelah menabrak tebing lalu terpental ke tiang listrik dan terhenti di depan sebuah mobil Isuzu Panther. Pengemudi dan penumpangnya yaitu Dahlan Iskan dan seorang ahli teknologi mobil listrik, Ricky Elson, selamat nyaris tanpa luka sedikitpun, sementara kondisi mobil tersebut rusak parah.

    Tim ElektrikCar

    Pihak ElektrikCar, LLC sebagai pihak pengembang dalam hal ini diwakili oleh Tim ElektrikCar merasa tidak bertanggung jawab atas terjadinya kecelakaan tersebut, karena menganggap Menteri Negara BUMN telah melakukan pelanggaran hak cipta. Karena dalam perjanjian antara produsen dan Dahlan Iskan telah disepakati untuk menjaga kerahasian desain dan hak cipta peralatan mesin mobil tersebut.

    Tim tersebut menyatakan setelah serah terima mobil tersebut kepada pihak Menteri Negara BUMN, pihak pengembang dilarang untuk melakukan servis dan perawatan. Pada saat kunjungan ke rumah modifikasi Kupu-kupu Malam, tim ElektrikCar menemukan bahwa mobil tersebut telah dibongkar dan diganti peralatannya, khususnya peralatan yang berhubungan dengan rem, yang belum diketahui bagaimana performanya

    Mobil Listrik Tucuxi setara dengan Mobil 3.500 CC

    Saking bagusnya performa mobil listrik ‘Ferrari’ yang dinamai Tucuxi, Menteri BUMN Dahlan Iskan mengklaim mobil buatan Danet Suryatama itu memiliki kemampuan yang sama dengan mobil bermesin 3.500 cc.

    “Setara dengan mesin 3.500 cc,” ujar Menteri BUMN Dahlan Iskan di Senayan, Jakarta, Minggu (23/12/2012).

    Mobil ‘Ferrari’ listrik ini dirancang oleh Danet Suryatama, lulusan ITS yang memiliki perusahaan Elektrikcar di Amerika. Untuk membuat bodi mobil, Danet mempercayakan rumah modifikasi Kupu-kupu Malam di Yogyakarta

    Mobil Tucuxi memiliki lebar 1.995 mm tinggi 1.200 mm, jarak sumbu roda 3.110 mm, ground clearance 150.9 mm dengan bobot 1.112,1 Kg.

    Kelistrikan:

    Baterai : Lithium Iron Phosphate or Nano-Lithium

    Jarak jelajah: 321-482 km sekali isi baterai penuh

    Motor : 200KW (268HP) Permanent Magnet AC

    Waktu pengisian: tergantung sistem, bisa 4 jam

    Kapasitas: 2 (+2) or 4 passengers

    Kecepatan maksimum: 193 km per jam

    Bodi: Aramid-Carbon Fiber Composite

    Kronologi Tabrakan Tucuxi Dahlan

    Dalam perjalanan dari Solo ke Surabaya, mobil listrik Tucuxi  yang dikendarai Menteri BUMN Dahlan Iskan mengalami kecelakaan. Akibat rem blong, Dahlan memilih untuk menabrakkannya ke tebing. Seperti dituturkan oleh Humas Kementerian BUMN Faisal Halimi kepada Kompas.com, Dahlan memang menyetir mobil tersebut secara hati-hati. “Kecepatan menyetirnya pun juga tidak ngebut, cuma sekitar 60-80 km/jam,” kata Faisal melalui sambungan telepon di Jakarta, Sabtu (5/1/2013). Menurut Faisal, kecelakaan itu terjadi di Desa Plaosan Magetan Jawa Timur. Daerah itu merupakan daerah turunan tajam, setelah melalui tanjakan tajam di sekitar Tawangmangu. Saat itu, Dahlan sedang mengemudikan “Ferrari” turun dari kawasan Cemoro Sewu. Kendaraan yang dikemudikannya berjalan cepat, apalagi karena daerah tersebut merupakan turunan tajam.

    “Tapi semakin di rem, mobilnya malah tidak berhenti. Diinjak juga tidak berfungsi. Makanya bapak (Dahlan) harus langsung ambil keputusan,” katanya sambil menirukan ucapan Dahlan. Saat itu, keputusannya ada dua. Yaitu tetap melaju di jalanan turunan atau menabrakkannya ke tebing. Bila harus melaju terus di jalanan turunan, bisa jadi Dahlan akan menabrak mobil yang ada di depan. Setelah berkonsultasi dengan rekan semobilnya yaitu Ricky Elson, maka Dahlan memilih opsi kedua, yaitu menabrakkannya ke tebing. Opsi itu dianggap akan memiliki risiko paling ringan dibanding opsi lain. “Dengan menabrakkannya ke tebing, maka kalau saya dan Ricky sampai meninggal dunia di tempat, maka saya tidak merugikan orang lain,” ucap Dahlan yang ditirukan Faisal.

    TEMPAT BERMAIN SLOT YANG ASIK : MAHKOTA69

  • Esemka Mobil Anak Bangsa

    PT Solo Manufaktur Kreasi (Esemka)

    Esemka, adalah perusahaan otomotif Indonesia yang berbasis di Surakarta, Jawa Tengah, Indonesia. Merek “Esemka” dinamakan sebagai singkatan dari Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) untuk mengenali upaya siswa dalam mengembangkan merek mobil asli. Meski awalnya media lokal biasa menyebutnya sebagai merek mobil nasional Indonesia, perusahaan tersebut menggambarkan Esemka hanya sebagai “kendaraan yang dibuat Indonesia”. Sejak 2013 rata-rata 10 unit SUV dan mini truck telah diproduksi per bulan oleh perusahaan.

    Perusahaan memulai produksi berbagai model mobil dan minivan di pabrik pembuatannya di Desa Demangan, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah sejak 2016. Pabrik ini resmi diresmikan oleh Presiden Indonesia Joko Widodo pada 6 September 2019.Pada saat diresmikan, pabrik tersebut memiliki kapasitas produksi 12.000 kendaraan per tahun. Esemka menggunakan komponen buatan lokal dari perusahaan seperti INKA dan Pertamina

    Sejarah

    Perjalanan melibatkan sejumlah sekolah menengah kejuruan. merupakan mobil pertama yang dirakit pada tahun 2011 oleh sekolah menengah kejuruan negeri di Jawa Tengah. Mobil tersebut mendapat publisitas luas ketika Joko Widodo mulai digunakan sebagai kendaraan dinas sebagai Walikota Solo pada masa itu. Untuk desain model dan riset pasar, Esemka bekerjasama dengan produsen mobil dari Tiongkok bernama Chery Automobile Co. dan Guangdong Foday Automobile Co. untuk mengembangkan produksi mobil-mobil Esemka dalam skala besar.

    2007 – SMK Indonesia Bermitra AIK (Autocar Industri Komponen) merancang dan memproduksi komponen engine mobil 1500 cc.

    • 2008 – SMK Indonesia bersama AIK meneruskan program pembuatan komponen engine.
    • 2009 – SMK bermitra dengan PT Nasional Motor membuat body double cabin dan bersama PT Mageda membuat body SUV dan direstui oleh presiden Republik Indonesia ke-6, Susilo Bambang Yudhoyono dalam pameran di ITB.
    • 2010 – Bermitra dengan Foday, Jinbei, dan UKM di Indonesia untuk mengembangkan mobil SUV dan mini truck uji produk di pameran Indonesia International Manufacturing (IIM 2010) mendapat sambutan yang antusias dari masyarakat bersama-sama mendirikan PT Solo Manufaktur Kreasi sekaligus menjadi pemegang merk Esemka.
    • 2011 – PT Solo Manufaktur Kreasi mengurus perizinan produksi (Kemenperin RI) dan kelayakan jalan (Kemenhub RI dan BTMP) sesuai Peraturan Pemerintah hingga layak diperdagangkan.
    • 2012 – PT Solo Manufaktur Kreasi mengeluarkan Varian Rajawali R2 dan Bima 1.1 dan menjalin kerjasama dengan beberapa pabrikan komponen luar negeri dan UKM di Indonesia untuk pengembangan varian.
    • 2013 – PT Solo Manufaktur Kreasi berhasil mengeluarkan beberapa unit dari varian Esemka Rajawali untuk media belajar dan operasional. Pada tahun ini, Esemka juga tercatat mendistribusikan 40 unit mobil yang terdiri dari model Bima pikap dan Rajawali SUV. Pemesan mobil Esemka ini berasal dari berbagai kota, diantaranya Jakarta, Dumai, Cilegon, dan Surabaya.
    • 2014 – Esemka merancang mobil angkutan pedesaan, angkutan umum massal dan juga beberapa angkutan berpenumpang banyak (Minibus dan Mini Truck).
    • 2015 – Esemka membuat prototype Digdaya 2.7 D, Bima 1.3, Bima 1.8D, Esemka Niaga 1.0.
    • 2016 – Esemka membangun plan perakitan pertama di Desa Demangan, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah.
    • 2017 – Pada bulan September 2017, muncul spyshot mobil pickup double cabin yang bernama Digdaya. Mobil ini berbasis dari mobil Tiongkok yang bernama Foday F22 yang juga berbasis dari Isuzu D-Max.
    • 2018 – Pada bulan Januari 2018, muncul kembali spyshot mobil SUV bernama Esemka Garuda 1 yang juga berbasis dari Foday, bernama Foday Land Fort.
    • 2019 – Pada 6 September 2019, resmi luncurkan dua mobil pickup produksinya, yaitu Esemka Bima 1.2 dan Esemka Bima 1.3.
    • Tercatat 35 unit Bima 1.3 diserahkan kepada TNI AU ke satuan-satuan Lanud Atang Sendjaja di Terminal Selatan Lanud Halim Perdana Kusuma.
    • 2020 – 200 unit Bima 1.2 dikirim ke Lampung

     

    Model

    Esemka Bima 1.2 & 1.3

    Pada tanggal 6 September 2019, secara resmi Presiden Republik Indonesia ke-7, Joko Widodo meresmikan Esemka Bima dan pabrik PT. Solo Manufaktur Kreasi di Desa Demangan, Kecamatan Sambi, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah.

    Esemka Bima 1.2 dan 1.3 merupakan mobil pickup niaga produksi massal Bima 1.2 dan Bima 1.3 , namun diproduksi sendiri oleh Esemka untuk pasar domestik Indonesia di pabrik perakitannya di Boyolali, Jawa Tengah.

    Esemka Bima 1.2 & 1.3 diklaim memiliki kandungan lokal sebesar 60%,kandungan lokal tersebut berasal dari rekanan pemasok komponen Esemka seperti PT INKA (rangka, tangki bensin dan bak), PT Cikarang Perkasa Manufacturing (blok mesin dan blok transmisi), Pertamina (pelumas), ABC Bawen Karoseri (jok dan bak), Catur Karya Manunggal (knalpot), PT Usra Tampi (dashboard dan kemudi), PT Samudera Luas Paramacitra (shockbreaker dan per daun) dan lain sebagainya. Sedangkan untuk ECU, ring piston, katup, speedometer, injektor dan beberapa part lain

    Prototipe

    Esemka Rajawali

    Esemka Rajawali merupakan model SUV bermesin 1.5i, 1.500 cc multi point injection 4 silinder yang mampu menghasilkan tenaga sebesar 103 tenaga kuda pada putaran 5.500 rpm dengan torsi puncak hingga 145 Nm di 4.100 rpm.Rajawali mampu menampung 7 orang karena mempunyai panjang 5.035 mm, lebar 1.690 mm, dan tinggi 1.630 mm. Rajawali juga telah dibekali sederet fitur elektronik mirip SUV premium lainnya, misalnya central lock, power window, AC dual zone, sensor parkir, hingga head unit CD player. Rajawali dirakit oleh SMK Negeri 2 Surakarta dan SMK Warga Surakarta. Mobil Rajawali menjadi terkenal setelah Joko Widodo, mantan wali kota Solo memakainya sebagai mobil dinasnya. Rajawali akan diuji emisi sebelum siap diproduksi massal.

    Esemka Rajawali R2

    Esemka Rajawali (R2) adalah varian dan pengembangan dari tipe Rajawali I (Alpha), dengan kekuatan mesin 1600cc dan berpenumpang 5 orang. Pengembangan Rajawali R2 ini bertitik tumpu pada mesin dengan yang lebih besar dari sebelumnya. Tetap mengacu pada tipe SUV dan mengedepankan fitur keamanan. Rajawali R2 dilengkapi dengan ABS (Anti Lock Brake System), BA (Brake assist), EBD (Electronic brakeforce distribution), dan SRS Air Bag.

    Digdaya I

    Esemka Digdaya merupakan model pikap kabin ganda yang dirakit oleh SMK 1 Singosari. Kendaraan ini berjenis MPV dan dipamerkan dalam Pameran Produk Indonesia 2009 Di Kemayoran Jakarta. Tenaga penggerak menggunakan mesin eks Timor 1.500 cc. Mobil Digdaya dirancang multifungsi, baik untuk kenyamanan berkendara maupun niaga. Kuat menampung hingga lima orang dan kabin belakangnya bisa mengangkut sepeda atau barang belanjaan. Digdaya dan Rajawali mempunyai spesifikasi mesin dan bodi yang sama. Mobil Digdaya ini dibanderol dengan harga di bawah Rp150 juta. Pilihan-pilihan untuk Rajawali dan Digdaya tersebut antara lain mesin bensin berkapasitas 1.800 cc, 2.000 cc, dan 2.200 cc. Sedangkan untuk yang berbahan bakar diesel sudah disiapkan 2.500 cc.

    Dalam perkembangannya, Esemka Digdaya dikembangkan oleh beberapa SMK di seluruh pelosok tanah air, dan telah dilahirkan Digdaya II bermesin 1.5i dari SOLO Jawa Tengah

    Bima 1.5

    Esemka Bima Pick Up 1.5i merupakan model van yang dirakit oleh SMK Negeri 6 Malang.

    Bima 1.1

    Esemka Bima 1.1 adalah prototipe pick up dengan kapasitas mesin 1083 cc bertenaga 74 hp @6000rpm dan torsi 93 N.m @3500-4500rpm yang berkapasitas penumpang 2 orang, serta dilengkapi dengan AC dan power steering. Mobil ini berbasis dari pick up Chery Q22B/Karry Youjin, yang juga pernah di jual di Indonesia dengan nama Chery TransCab 1.1.Dari hasil uji coba, Bima 1.1 mampu menempuh 20 km dengan konsumsi 1 liter bahan bakar bensin. Mobil ini menggunakan bak model three way.

    Prototype Esemka Bima 1.1 produksi tahun 2013 di uji coba selama 6 tahun oleh Dwi Budhi Martono, guru otomotif di SMK Negeri 2 Surakarta dan sekaligus konsultan otomotif Esemka. Selama uji coba tersebut, Bima 1.1 telah menempuh jarak sekitar 300.000 kilometer. Beberapa tes yang dilakukan antara lain seperti uji coba perjalanan jauh ke Serang, Banten dan Banyuwangi, Jawa Timur, serta uji coba mengangkut beban pupuk seberat 1 ton dari Tawangmangu, Karanganyar sampai ke Cepogo, Boyolali, walaupun kapasitas angkut maksimal yang dianjurkan adalah 750 kilogram