PT Solo Manufaktur Kreasi (Esemka)
Esemka, adalah perusahaan otomotif Indonesia yang berbasis di Surakarta, Jawa Tengah, Indonesia. Merek “Esemka” dinamakan sebagai singkatan dari Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) untuk mengenali upaya siswa dalam mengembangkan merek mobil asli. Meski awalnya media lokal biasa menyebutnya sebagai merek mobil nasional Indonesia, perusahaan tersebut menggambarkan Esemka hanya sebagai “kendaraan yang dibuat Indonesia”. Sejak 2013 rata-rata 10 unit SUV dan mini truck telah diproduksi per bulan oleh perusahaan.
Perusahaan memulai produksi berbagai model mobil dan minivan di pabrik pembuatannya di Desa Demangan, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah sejak 2016. Pabrik ini resmi diresmikan oleh Presiden Indonesia Joko Widodo pada 6 September 2019.Pada saat diresmikan, pabrik tersebut memiliki kapasitas produksi 12.000 kendaraan per tahun. Esemka menggunakan komponen buatan lokal dari perusahaan seperti INKA dan Pertamina
Sejarah
Perjalanan melibatkan sejumlah sekolah menengah kejuruan. merupakan mobil pertama yang dirakit pada tahun 2011 oleh sekolah menengah kejuruan negeri di Jawa Tengah. Mobil tersebut mendapat publisitas luas ketika Joko Widodo mulai digunakan sebagai kendaraan dinas sebagai Walikota Solo pada masa itu. Untuk desain model dan riset pasar, Esemka bekerjasama dengan produsen mobil dari Tiongkok bernama Chery Automobile Co. dan Guangdong Foday Automobile Co. untuk mengembangkan produksi mobil-mobil Esemka dalam skala besar.
2007 – SMK Indonesia Bermitra AIK (Autocar Industri Komponen) merancang dan memproduksi komponen engine mobil 1500 cc.
- 2008 – SMK Indonesia bersama AIK meneruskan program pembuatan komponen engine.
- 2009 – SMK bermitra dengan PT Nasional Motor membuat body double cabin dan bersama PT Mageda membuat body SUV dan direstui oleh presiden Republik Indonesia ke-6, Susilo Bambang Yudhoyono dalam pameran di ITB.
- 2010 – Bermitra dengan Foday, Jinbei, dan UKM di Indonesia untuk mengembangkan mobil SUV dan mini truck uji produk di pameran Indonesia International Manufacturing (IIM 2010) mendapat sambutan yang antusias dari masyarakat bersama-sama mendirikan PT Solo Manufaktur Kreasi sekaligus menjadi pemegang merk Esemka.
- 2011 – PT Solo Manufaktur Kreasi mengurus perizinan produksi (Kemenperin RI) dan kelayakan jalan (Kemenhub RI dan BTMP) sesuai Peraturan Pemerintah hingga layak diperdagangkan.
- 2012 – PT Solo Manufaktur Kreasi mengeluarkan Varian Rajawali R2 dan Bima 1.1 dan menjalin kerjasama dengan beberapa pabrikan komponen luar negeri dan UKM di Indonesia untuk pengembangan varian.
- 2013 – PT Solo Manufaktur Kreasi berhasil mengeluarkan beberapa unit dari varian Esemka Rajawali untuk media belajar dan operasional. Pada tahun ini, Esemka juga tercatat mendistribusikan 40 unit mobil yang terdiri dari model Bima pikap dan Rajawali SUV. Pemesan mobil Esemka ini berasal dari berbagai kota, diantaranya Jakarta, Dumai, Cilegon, dan Surabaya.
- 2014 – Esemka merancang mobil angkutan pedesaan, angkutan umum massal dan juga beberapa angkutan berpenumpang banyak (Minibus dan Mini Truck).
- 2015 – Esemka membuat prototype Digdaya 2.7 D, Bima 1.3, Bima 1.8D, Esemka Niaga 1.0.
- 2016 – Esemka membangun plan perakitan pertama di Desa Demangan, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah.
- 2017 – Pada bulan September 2017, muncul spyshot mobil pickup double cabin yang bernama Digdaya. Mobil ini berbasis dari mobil Tiongkok yang bernama Foday F22 yang juga berbasis dari Isuzu D-Max.
- 2018 – Pada bulan Januari 2018, muncul kembali spyshot mobil SUV bernama Esemka Garuda 1 yang juga berbasis dari Foday, bernama Foday Land Fort.
- 2019 – Pada 6 September 2019, resmi luncurkan dua mobil pickup produksinya, yaitu Esemka Bima 1.2 dan Esemka Bima 1.3.
- Tercatat 35 unit Bima 1.3 diserahkan kepada TNI AU ke satuan-satuan Lanud Atang Sendjaja di Terminal Selatan Lanud Halim Perdana Kusuma.
- 2020 – 200 unit Bima 1.2 dikirim ke Lampung
Model
Esemka Bima 1.2 & 1.3
Pada tanggal 6 September 2019, secara resmi Presiden Republik Indonesia ke-7, Joko Widodo meresmikan Esemka Bima dan pabrik PT. Solo Manufaktur Kreasi di Desa Demangan, Kecamatan Sambi, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah.
Esemka Bima 1.2 dan 1.3 merupakan mobil pickup niaga produksi massal Bima 1.2 dan Bima 1.3 , namun diproduksi sendiri oleh Esemka untuk pasar domestik Indonesia di pabrik perakitannya di Boyolali, Jawa Tengah.
Esemka Bima 1.2 & 1.3 diklaim memiliki kandungan lokal sebesar 60%,kandungan lokal tersebut berasal dari rekanan pemasok komponen Esemka seperti PT INKA (rangka, tangki bensin dan bak), PT Cikarang Perkasa Manufacturing (blok mesin dan blok transmisi), Pertamina (pelumas), ABC Bawen Karoseri (jok dan bak), Catur Karya Manunggal (knalpot), PT Usra Tampi (dashboard dan kemudi), PT Samudera Luas Paramacitra (shockbreaker dan per daun) dan lain sebagainya. Sedangkan untuk ECU, ring piston, katup, speedometer, injektor dan beberapa part lain
Prototipe
Esemka Rajawali
Esemka Rajawali merupakan model SUV bermesin 1.5i, 1.500 cc multi point injection 4 silinder yang mampu menghasilkan tenaga sebesar 103 tenaga kuda pada putaran 5.500 rpm dengan torsi puncak hingga 145 Nm di 4.100 rpm.Rajawali mampu menampung 7 orang karena mempunyai panjang 5.035 mm, lebar 1.690 mm, dan tinggi 1.630 mm. Rajawali juga telah dibekali sederet fitur elektronik mirip SUV premium lainnya, misalnya central lock, power window, AC dual zone, sensor parkir, hingga head unit CD player. Rajawali dirakit oleh SMK Negeri 2 Surakarta dan SMK Warga Surakarta. Mobil Rajawali menjadi terkenal setelah Joko Widodo, mantan wali kota Solo memakainya sebagai mobil dinasnya. Rajawali akan diuji emisi sebelum siap diproduksi massal.
Esemka Rajawali R2
Esemka Rajawali (R2) adalah varian dan pengembangan dari tipe Rajawali I (Alpha), dengan kekuatan mesin 1600cc dan berpenumpang 5 orang. Pengembangan Rajawali R2 ini bertitik tumpu pada mesin dengan yang lebih besar dari sebelumnya. Tetap mengacu pada tipe SUV dan mengedepankan fitur keamanan. Rajawali R2 dilengkapi dengan ABS (Anti Lock Brake System), BA (Brake assist), EBD (Electronic brakeforce distribution), dan SRS Air Bag.
Digdaya I
Esemka Digdaya merupakan model pikap kabin ganda yang dirakit oleh SMK 1 Singosari. Kendaraan ini berjenis MPV dan dipamerkan dalam Pameran Produk Indonesia 2009 Di Kemayoran Jakarta. Tenaga penggerak menggunakan mesin eks Timor 1.500 cc. Mobil Digdaya dirancang multifungsi, baik untuk kenyamanan berkendara maupun niaga. Kuat menampung hingga lima orang dan kabin belakangnya bisa mengangkut sepeda atau barang belanjaan. Digdaya dan Rajawali mempunyai spesifikasi mesin dan bodi yang sama. Mobil Digdaya ini dibanderol dengan harga di bawah Rp150 juta. Pilihan-pilihan untuk Rajawali dan Digdaya tersebut antara lain mesin bensin berkapasitas 1.800 cc, 2.000 cc, dan 2.200 cc. Sedangkan untuk yang berbahan bakar diesel sudah disiapkan 2.500 cc.
Dalam perkembangannya, Esemka Digdaya dikembangkan oleh beberapa SMK di seluruh pelosok tanah air, dan telah dilahirkan Digdaya II bermesin 1.5i dari SOLO Jawa Tengah
Bima 1.5
Esemka Bima Pick Up 1.5i merupakan model van yang dirakit oleh SMK Negeri 6 Malang.
Bima 1.1
Esemka Bima 1.1 adalah prototipe pick up dengan kapasitas mesin 1083 cc bertenaga 74 hp @6000rpm dan torsi 93 N.m @3500-4500rpm yang berkapasitas penumpang 2 orang, serta dilengkapi dengan AC dan power steering. Mobil ini berbasis dari pick up Chery Q22B/Karry Youjin, yang juga pernah di jual di Indonesia dengan nama Chery TransCab 1.1.Dari hasil uji coba, Bima 1.1 mampu menempuh 20 km dengan konsumsi 1 liter bahan bakar bensin. Mobil ini menggunakan bak model three way.
Prototype Esemka Bima 1.1 produksi tahun 2013 di uji coba selama 6 tahun oleh Dwi Budhi Martono, guru otomotif di SMK Negeri 2 Surakarta dan sekaligus konsultan otomotif Esemka. Selama uji coba tersebut, Bima 1.1 telah menempuh jarak sekitar 300.000 kilometer. Beberapa tes yang dilakukan antara lain seperti uji coba perjalanan jauh ke Serang, Banten dan Banyuwangi, Jawa Timur, serta uji coba mengangkut beban pupuk seberat 1 ton dari Tawangmangu, Karanganyar sampai ke Cepogo, Boyolali, walaupun kapasitas angkut maksimal yang dianjurkan adalah 750 kilogram
Tinggalkan Balasan